Cerita Seks Dewasa: Nikmatilah Istriku yang Cantik dan Lugu ini
Sembari menikmati malam sendirian, membaca cerita seks dewasa adalah salah satu pelepas penat dikala sendiri. Salah satu cerita seks dewasa yang bagus dan layak untuk kamu nikmati adalah cerita yang satu ini:
Kutatap lagi wajah istriku yg sedang tertidur kelelahan di penginapan ini setelah perjalanan yang cukup panjang tadi. Rambut hitamnya yang panjang tergerai dan biasanya selalu tertutup hijab itu menambah kecantikannya. Ketika menjadi mahasiswi di Yk dulu Andhini yang sekarang berusia 26 tahun memang sudah menjadi idola, selain pintar dan cantik dia juga aktif dikampus. Tingginya sekitar 162 dengan berat 52 kg dengan hidung mancung dan wajah agak ke arab-araban membuat para lelaki tergila2. Hal itulah yang membuat diriku kepincut kepadanya, tidak mudah memang, melirik pun dia enggan.
Pesawat landing di Bandara Bengkulu yang sepi pukul 5 sore dan cuaca agak mendung.
” Mas Adi, aku agak pusing, kecapean kali ya?, ” kata Andini sambil menatap kearahku.
“Dini, kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau cari mobil dulu, aku juga mau cari obat pusing di sana,” ujarku sambil menunjuk toko di salah satu sudut bandara.
” Iya mas, aku tunggu disini ya…jangan lama2 ya..aku takut..kan aku belum pernah kesini”
Aku mengangguk dan membelai pipinya lalu menuju ke parkiran untuk mencari mobil sewaan.
Mobil dan driver yang aku inginkan sudah dapat dan kami sudah berada dimobil. Kami duduk dibelakang berdua, dan Andini langsung terkulai pulas setelah kuminumkan obat tidur yang tiada disadarinya tadi. Aksi pertamaku pun siap kumulai. Kubuka kancing baju istriku sehingga terlihat beha dan payudaranya sebahagian. Payudara indahnya tersingkap menantang tentunya sangat menggoda lelaki yang melihatnya.
Aku sangat menyadari Si Karim driver mobil ini beberapa kali melirik kekaca spion sambil menghela nafas,…dan aku sangat menikmati hal tersebut. Tersirat di fikiranku seandainya mereka berdua di mobil ini…hmm apa yang dilakukan Karim..
” Pak Karim,kalau ada pom bensin aku mau buang air dulu ya..jangan lupa berhenti sebentar ya” ujarku
“Wah..kalau di sini jarang ada pom pak…biasanya dipinggir jalan cari semak…didepan situ ada jalan kecil ..nanti bisalah bapak kencing disitu..” kata Karim sampil melihat dari spion..dan terlihat seringai nafsunya ketika melihat tubuh istriku..
Andini kelihatannya sangat pulas…kursi yang pada posisi tidur membuat tubuhnya terlentang membuat payudaranya semakin mencuat…perlahan kurenggangkan pahanya sehingga membuat posisinya semaking merangsang…
Mobil pun berhenti di tempat yang agak tersembunyi, seperti yang dikatakan Karim tadi ternyata memang ada gang kecil disamping jalan raya ini..dan aku pun memastikan mini camera yg aku pasang dan bergegas membuka pintu mobil…dan kulihat wajah Karim menyeringai melihatku….
“Karim…aku keliatannya agak lama..perutku sakit…”
“Ohh baikk bapak…silahkan….saya tunggu disini…he he…” ujar Karim…
Sebenarnya aku bukan hendak buang air besar…setelah kencing sebentar aku sudah kembali sambil mengendap2 ke mobil. Karena pintu sebelah ku tadi dalam keadaan terbuka dan ditambah lampu yang menyala walau agak redup membuatku dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh si Karim….
Si Karim terlihat bingung…dia berdiri didepan kap mobil, mungkin dia kaget bercapur girang ketika aku tinggalkan dia berdua dengan istriku yang masih pulas. Tapi perlahan dia menuju ke tempat Dhini yang agak terlentang karena posisi bangku mobil yang ku rebahkan tadi, sesekali matanya menatap kearah aku pergi tadi. Sejenak dia ragu, mungkin memikirkan akibat yang ia terima apabila ketahuan olehku sehingga berakibat fatal..di pengadilan, penjara dll. Dia kemudian menatap wajah Dhini yang cantik, wajahnya mendekat dan tidak tanggung-tanggung lalu ia mecium bibir Dhini cukup lama, agaknya lidahnya memasuki bibir istriku, terdengar bunyi cipakan yang menunjukkan bernafsunya dia. Penisku menegang melihat kejadian itu, belum pernah aku melihat istiku yang cantik di ciumin orang lain sampai sedemikian rupa. Mulut si Karim secara kasar melumat payudara istriku yang memang sudah terbuka, sedangkan tangannya meremas-remas payudara Dhini, menjilati putingnya dan kemudian kembali mencium bibir istiku dengan bernafsu. Tidak lama dia lalu membuka celana yang dipakai Dhini dan melorotkannya kebawah, sekarang tinggal celana dalam Dhini dan lalu dia lucuti juga. Ada perasaan aneh yang kurasakan, desiran rasa cemburu, khawatir dan nafsu bercambur menjadi satu dan menimbulkan sensasi yang luar biasa. Si Karim kelihatan sudah tidak tahan lagi agaknya, karena dia tau waktunya tidak banyak, dia lalu menanggalkan celananya lalu meludahi ujung penisnya yang sudah menegang. Kemudian dengan tergesa-gesa dia menancapkan penisnya ke vagina istriku, beberapa kali dia gagal, tapi pada sodokan yang ke empat terlihat tubuhnya tertahan dan perlahan-lahan genjotanya mulai teratur pertanda sudah terjadi fenetrasi. Tubuh istriku terhentak-hentak karena genjotannya itu, payudaranya yang dibanggakannya bergoyang-goyang seiring dengan hentakan yang dilakukan Karim dan beberapa saat kemudian tiba-tiba gerakan Karim semakin kencang dan diakhiri dengan hentakan kuat dan teriakan tertahan dan gumaman darinya..
Karim sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya, dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.
‘Hooooiiii Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau termenung disini…..” ujarku
“ Eh bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam hati.
“Sebentar pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.
Aku menuju kemobil…aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi. Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….
“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…
“ Kamu tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat tubuhnya..
“ Ya ..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….
“ Tapi aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”
“ Maaf mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.
Aku sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai menikmati rokoknya…dan sedang berjalan menuju mobil.
“he he he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau mau lanjut tidur nanti” sambung Karim
Aku sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit meringis kesakitan….
“ Mas, selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.
“ Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…” ujarku sambal memeluknya.
Dhini menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku sangat menikmati itu..kataku dalam hati.
Perjalanan menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama. Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau. ..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat segar…wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.
“ Aku sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya sambil tersenyum
“ Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu janji lhoo…” kataku
“ Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut
“Aku kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…” kataku sambil tertawa
Dhini mencubit lenganku manja…dan mencium bibirku…begitulah dia…begitu klasik…,…istriku ini tidak suka mengumbar sex dan masih malu-malu dengan aku walaupun sudah menjadi suaminya. Hal inilah membuatku ingin melihat ekspresi Dhini kalau di pakai oleh orang lain…dengan cara pemaksaan…dan aku penasaran dengan sensasi yang timbul dari kejadian tersebut…..
Karim sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya, dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.
‘Hooooiiii Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau termenung disini…..” ujarku
“ Eh bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam hati.
“Sebentar pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.
Aku menuju kemobil…aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi. Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….
“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…
“ Kamu tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat tubuhnya..
“ Ya ..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….
“ Tapi aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”
“ Maaf mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.
Aku sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai menikmati rokoknya…dan sedang berjalan menuju mobil.
“he he he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau mau lanjut tidur nanti” sambung Karim
Aku sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit meringis kesakitan….
“ Mas, selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.
“ Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…” ujarku sambal memeluknya.
Dhini menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku sangat menikmati itu..kataku dalam hati.
Perjalanan menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama. Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau. ..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat segar…wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.
“ Aku sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya sambil tersenyum
“ Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu janji lhoo…” kataku
“ Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut
“Aku kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…” kataku sambil tertawa
Tidak seperti beberapa puluh tahun lalu, jalan lintas Sumatera lebih ramai dilalui oleh bis-bis jarak jauh, rumah makan ramai. Kondisi sekarang cukup memprihatinkan…rumah makan yang menjadi mata pencarian penduduk atau pun rumah makan para pendatang dari Sumatera Barat cendrung lebih sepi.Kulihat Dhini masih terkulai tidur disampingku, wajahnya yang cantik terlihat pasrah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang mungil tentunya membuat setiap lelaki tergoda imannya…seperti juga aku waktu itu.
Dalam suasana yang sepi itu aku mendengar seperti ada orang yang sedang melakukan aktifitas diluar mobil..akupun membuka kaca dan terlihat Karim sedang mencoba membuka ban mobil.
“Hei Rim….sedang apa kau…kenapa ban mobil nya?”, tanyaku kepadanya
“Waduh… .ini laa pak……mobilnya kempes ne…alah… ada2 lah pula mobil ini…maaf ne pak…tadi tiba-tiba ndak imbang mobil ni…kironyo bannyo masalah…ini kunci2 bannyo pulak yang dah tak bagus..susah aku nak bukak ban….” ujar Karim sambil menggaruk garuk kepalanya
“Wah..kalau begitu kau antar saja kami dulu ke penginapan terdekat….malam-malam disini kena rampok kita nanti…ini kita masih belum sampai Prabumulih ya?…” tanyaku
“Wah belum laa paaak…masih limo- enam jam lagi…baik lah pak…aku antar dulu bapak ibu…sekalian nanti aku perbaiki ban mobil ini disitu…”, jawabnya. Sempat kulihat si Karim melirik ke arah Dhini yang masih pulas…dan aku pura-pura tidak melihatnya…aku tahu pasti tentunya dia sangat ingin mengulang kejadian singkat semalam. Hal yang belum disadari Dhini sepenuhnya adalah bahwa si Karim sopir travel ini sudah memperkosanya dengan cukup brutal.
Sekitar 20 menit kemudian kami tiba di sebuah rumah penginapan yang cukup sederhana. Kelihatannya tempat ini sering dijadikan sebagai tempat peristrahatan para sopit truk jarak jauh lintas Sumatera. Ada cafe dibagian depan dan beberapa kamar tidur disana…terlihat hanya ada sekitar 2-3 truk barang yang sedang parkir disitu. Aku membangunkan Dhini dan menjelaskan apa yang terjadi lalu memesan sebuah kamar yang paling bagus di situ. Kamar ini berukuran lunayan luas, sekitar 4x 6 meter, hanya ada kipas angin dan ini satu2nya kamar yang kamar mandinya terletak didalam. Jam menunjukkan pukul 11 malam, Dhini masih belum tidur dan bersiap kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
“Mas…aku gerah sekali…dan keringetan…kamarnya begini yaa? …tapi ga apa2 …asal bersama mas Adhi” katanya sambil memegang tanganku…”Hmmm….aku mau bersih-bersih dulu ya…agak laper juga…ahhh ada roti dan minuman ringan tadinya…lumayan mas…mas tidak mandi?”tanyanya lembut
“Ha ha…iya dek….ini namanya petualangan….mulai hotel bintang sampai penginapan seperti ini…ha ha…kamu mandi aja duluan dek….tadi aku pesan jahe anget kesukaanmu…nanti diminum yaa..” sambutku sambil mencium pipinya lembut..
Dhini baru saja selesai mandi…tubuhnya yang sintal duduk didepan kaca yang tersedia didepan kamar dan hanya dibalut handuk dari dada sampai pangkal pahanya…rambutnya yang panjang tergerai dibahunya…belahan payudaranya yang indah terlihat mempesona…. bentuk kaki dan betisnya yang panjang menambah sempurna dirinya. Bau tubuhnya wangi dari sabun cair yang dipakainya ..membuat nafsuku kembali menyala. Kutahan laju nafsuku…kembali aku susun skenario yang telah kufikirkan tadi…yang tentunya dapat menimbulkan sensasi luar biasa untuk ku. Ibarat menebak2 cerita misteri yang belum tahu hasil akhirnya…atau seperti menunggu nilai hasil ujian semester ketika aku berkuliah dulu.
“Dhini…aku mau ngerokok dulu diluar yaa…kamu kan ga suka kalau aku ngerokok di kamar…iya kan?…tadi aku belum sempat ngrokok dimobil..he he.. Itu jahenya sudah di meja…silahkan sayang” ujarku sambil memeluknya dibelakang..serasa lenganku terganjal payudaranya yang empuk…kuciumi lehernya yang jenjang sampai ia menggelinjang…kupijat2 lehernya dan pundaknya sampai dia rebah didadaku
“Mas Adhi…Ihh..jangan merokok disini mas….ntar rambutku bau….aku kan barusan mandi….iya mas…ngerokok diluar aja ya mas tapi jangan lama2 yaaa…aku takut….jangan jauh2 …….mmmm makasih ya jahenya…” kata istriku pelan sambil tersenyum manis…lalu ia berbalik dan mengecup pipiku sekilas…
“Mmmm…kamu jangan lupa kunci pintu yaa…ntar kalau ga dikunci ada yang masuk lho….dan pasti terkagum2 melihat ada bidadari di tengah hutan gini…” kataku sambil tersenyum
“Ihh mass…jangan ngomong sperti itu…aku jadi tambah takut…mas ga usah ngerokok aja kalau gitu…hmm…” rajuknya
Aku hanya tertawa…lalu memeluk dirinyaa dan mencium bibirnya….mmhhh…betapa cantiknya wajah istriku ini…dan ketika mencium bibirnya terhirup bau wangi dari mulut Dhini….ketika ia tertawa terlihat susunan gigi yang rapi denga berwarna putih bersih. Istri ku ini sangat memperhatikan kebersihan dan kesegaran tubuhnya yang indah itu.
Perlahan aku menuju keluar…ke arah Cafe yang kulihat tadi. Kulihat ada 3 orang lelaki berbadan besar dan tegap sedang berdialog dengan beberapa botol bir di depan mejanya, mungkin mereka sopir atau kenek dari truk yang kulihat tadi…..Sementara hujan rintik2 mulai membahasahi tanah Sumatera Selatan ini…agaknya karena pengaruh cuaca panas tadi. Aku duduk tidak jauh dari ketiga orang tersebut. Dari dialek dan gaya bicaranya dapat kutebak ada berasal dari daerah ini juga dan lainnya dari daerah utara Sumatera. Cukup terdengar jelas apa bahan pembicaraan mereka yang tidak jauh dari sex….Kuperhatikan ketiga orang itu…yang sedang bicara ini perkirakan berusia 45 tahun…badannya cukup tegap dengan kumis dan jenggot tak beraturan, dijarinya terlihat cincin batu akik di dua tempat. Sedangkan 1 orang lagi berperawakan besar dan gemuk dan berkepala pelontos, perkiraan ku dia berusia lebih dari 50 tahun, dia tak berbaju sehingga terlihat perutnya yang besar dan tato di lengannya. Sedangkan yang ke tiga berperawakan lebih muda dan lebih kecil dsri kawan2nya…tapi cukup tegap juga, usianya mungkin sekitar 18-19 tahunan..
dan dia terlihat sedang menenggak birnya.
“Bahhh…udah hampir seminggu bang aku nyopir …mulai dari Surabaya sana…abis duit bekalku buat pungutan aparat2 di jalan…..belum ada kesempatan aku buat ngasah warisan moyangku ini…” katanya sambil mengelus-elus kemaluannya dari balik celananya….sial betul aku inii…sebelum Prabumulih ada tu tempat begituan…tapi masih jauuuhh….ndak tahan aku ini…huhhhhh….” katanya sambil menyedot rokoknya.
“Ahhh sudah laah Ucokk….sabar saja lah kau…nanti kau puas-puas kan kau asah pedangmu itu…sampai lecet…Aku jugo nak ikut….pasti lemak nian…aku nak cari yang mudo2…dan yang cantek-cantek….aku jugo dah lamo tak bersebadan nee…”sahut lelaki yang berkelala pelontos
“Ah…kau ini Herman….dah berapa bini kau…sudah banyak lubang yang kau coba…ha ha ha….masih jg kau main-main sama pelacur….ayo berapa kali kau kawin haaa….ha ha ha….Alamak…hujan pulak hari…tambah berontak aja ular kadal ku ini….” kata lelaki yang ternyata bernama Ucok ini.
“Ha ha ha….cuman empat nya Cook…3 udah aku ceraikan…yang terakhir janda beranak 2….udah longgar tempeknya….Aku cuman bisa bayar pelacur kelas bawah Cook…manalah aku punyo sen…ha ha…seandainya ado pelacur cantik mau dibayar dengan murah….ha ha….mungkin nda yoo…???..kalau ada…..wah…sampai pagi aku goyang…..huh huh huh” kata Si Herman sambil memperagakan orang seperti mendayung seolah olah sedang bersenggama.
” Goblok kali lahh kau Herman….mana ada pelacur cantik mau dibayar murah apalagi sama orang gemuk kayak babi macam kau ini….ha ha ha….kalau yang ganteng macam aku ini….bisa jadi…ha ha ha…penis aku aja…16 cm panjangnya….togap..super togap burungku ini….tapi udah lama tak mendarat….masih fulll tank…ha ha ha ha…” kekeh si Ucok
“Ha ha…aku cuman 15 cm Cook….ha ha…panjang nian burung kau Cook…sabaaaaar lah …7 jam lagi kalau sampai di lokalisasi bisa kau goyang sampai puas….50 ribu puass….walau cuma pelacur tua….yang penting muncrattt….ha ha……tapi jangan cepat kau muncratt…rugi..rugi…ha ha ha” tukas si Herman sampai memukul-mukul meja
“Hei Jon…kau ini diam-diam saja….kau juga pengen main-main sama pelacur juga….ha ha…kalau enggak aku pinjam lah uang kau…biar aku bisa main 2 x…ha ha ha…ayo…mau main juga nggak” tanya Ucok ke anak muda yang ternyata bernama si Jon…
“Si Jon ini diam-diam super jagoan dia….sekali kena goyang anak muda ini….bisa meraung-raung itu cewek…..ha ha….kenek ku ini kan ahli nian dalam begituan….aku ingat waktu di Indramayu….merintih-rintih betino tu kau goyang….ha ha…kalau si Jon jangan ditanyo lagi….berapo panjang senjatomu Jon…..haaaaa…” kata si Herman
” Haaa…ado2 sajo Mang Herman ne….tak panjang Mang…18 cm sajo….ha ha ha….tahan berjam2barangku ini….apalagi kalau aku makan obat penguat….ha ha…neh aku ado 3 ..mau?…ha ha….neh ado juga obat perangsang betino….kalau makan obat ini bisa begoyang Inul dio…goyang nge bor…ha ha ha…” sambut si Jon
” Lah…mantap betul obat2 kau Jon…bahayo ndak obat tu?…nanti bisa konyol aku…tak bisa turun2 pula barangku ha ha …” jawab si Herman
“Idak Mang….ini obat buatan luar….aku dapat dapat dari majikanku di Palembang dulu…wong Bule yang kerjo di pemboran itu na…….aman.. dah pernah dicubo dio……obat perangsang betino ini jugo aman…cuman kalau ado cewek yang kito kasi…dio lupo sama kejadian yang dialaminya 4-5 jam terakhir …macam mimpi…. tapi bukan lupo ingatan macam orang gilo….ha ha..”
Aku mendengar seksama pembicaraan tiga orang ini…bergetar badanku rasanya menbayangkan seandaiknya kalau Dhini aku umpankan kepada mereka….gila!!!!.gilaaaaa!!!….sensasi dahsyat itu menggelora di hatiku….gilaaa….badanku gemetaran
“Hei…anak muda….ha ha….mari gabung sama kami…jangan sendiri2 kau disitu…ditangkap macan nanti…ha ha ha…” panggil si Ucok sambil menunjuk kepadaku. Kalau ada sesuatupun sebenarnya aku tidak takut untuk berhadapan mereka…karate sabuk hitam dan II dan Jiu jitsu ku sangat aku kuasai..ha ha…tapi terlihat tidak ada tingkah laku kurang ajar dari mereka ..dan akupun bergabung dengan mereka.
“Ayo anak muda…mari minum…aku traktir..ha ha…sini…sini gabung…keliatannya kau bukan orang sini….ha ha…dari mana kau?…tanya Herman
“Saya dari Jakarta bang….sedang menginap di sini….mobil saya rusak…sedang diperbaiki disana tuh…kataku sambil menunjuk ke arah rumah lain tidak jauh dari penginap ini”…kata ku sopan
“Ahhhhh…orang Jakarta rupanya….waah..wah…ceweknya pasti cantik-cantik dan wangi-wangi kayak bintang pilem…ha ha….kayak siapa itu….Luna maya ya….ha ha…yang ada videonya itu…ha ha….atau kayak siapa itu???…yang cantik mulus itu…Dian sosro…wuiihhh…mulus kalii….” kata si Ucok
“Ha ha….Dian Sasro bang Ucok….bukan Sosro…sosro mah nama Teh….ha ha…” kata si Jon
“Lah…siapapun namanya yang penting orang Jakarta pasti cantik2..kayak di pilem2 yang aku tonton….ada lagi yang namanya siapa itu yang di video itu..Cut….Icut…adduh lupa pulak aku” kekeh si Ucok
” Dah gilo si Ucok neh..ha ha…kebanyakan nonton film porno kau Cok…ha ha…Eh ngomong2 kau mau kemana anak muda..?…ha ha…tanya Herman kepadaku..
“Ah…aku mau keliling sumatera bang…Sumbar…terus Toba…menikmati masa muda…capek kerja terus di jakarta…ha ha..” tukas ku….sambil memberikan rokok ke mereka
“Ho ho….asyik…ternyata orang Jakarta sedang jalan-jalan…..wah…enak jadi orang kota….bisa jalan2…ha ha ha…kalau kami ini memang sepanjang hari jalan2…kan Supir…ha ha ha…” kata si Jon
“Eh…kau dengan siapa jalan2nya anak muda…he he..sama cewek mu yaa….ayo ngaku saja lah kau…tak apa2…ha ha…” kata si Ucok
Jantungku berdegub kencang….keliatannya skenario ku cukup berjalan lancar….tapi coba kuikuti saja alur keinginan mereka selanjutnya.
“Ha..ha..iya bang….tentulah….mosok jalan sendiri…kayak orang hilang kalau jalan sendiri..”.tawaku sambil berusaha mengikuti gaya mereka
“Wahh….asyik nian kau….ha ha….pasti cewekmu cantik yaa…macam bintang film…siapa tadi itu…si cut…ahh bro…cuba lah kau liatkan sama kami foto cewek kau itu….tak apa2 …kami cuman mau liat aja…” kata si Ucok bersemangat…
Aku terdiam sejenak…lalu perlahan aku ambil gambar Dhina istriku yang sedang mengenakan jilbab dan ketika itu juga langsung gambar tersebut langsung disambar oleh si Ucok
” Haaaa…..bukan main….bukan mainn…cantik sekali perempuan kau ini anak muda….seperti bintang film yang aku bilang tadi….ckckckck….beruntung sekali kau ini….addduhh…makin pusying kepalaku….ini naik pulak barangku ini…” kata Ucok sambil memegang kemaluannya. si Herman dan si Jon pun mengambil gambar istriku dari tangan Ucok…dan suara kekaguman terdengar dari mulut mereka itu.
“Wah…..berapa kau sewa cewek ini anak muda…kau ambil dari tempat pelacuran kelas mahal ya?” tanya ai herman kepadaku
“Amang herman….amang ado2 saja…masak pelacur berhijap…ini pasti teman wanitanya si Anak muda ini naaa…ha ha….iya kan anak muda?” sambung si Jon..
Aku hanya diam mendengar perdebatan mereka…lalu…
“Anak muda….sedang dimana cewek kau itu…hmmm…eh …boleh kami melihatnya…hmmm..kalau kau tak keberatan…boleh ya kami melihat…he he he…boleh yaaaa..jangan marah….hanya liat aja….kalau boleh pegang2 ini aku punya duit semua 120 rb…ayooo…boleh yaa..he he…” bujuk si Ucok
” Dia sedang di kamar…tadi aku dengar abang ingin pergi ke WTS…ini aku mau berbagi kesenangan sama abang2…” kataku…suaraku terdengar bergetar menyampaikannya..
” Haaaa…..mimpi apa aku semalam….husss anak muda…kau jangan bergurau….ahhh..kau bikin aku tambah nafsu saja….” kata si Ucok
“Adduh anak muda….baik betul kau nii…tapi jangan maen2 lah…”tukas Herman….
“Aku tak percaya itu cewekmu…pastilah itu pelacur berkelas yg kau bayar buat nemani kau jalan2…ahaha…gaya anak muda kota macam gitulah…gini2 aku tau…disana banyak yg kumpul kebo…kawin dulu..kalau cocok baru nikah…hayo anak muda….ngaku aja laaaah…aku punya duwit walaupun dikiiit….kami patungan bertigaaa….ha ha…setuju ya kawan-kawaan…setujuuu???” sambung Herman sambil menepuk pundakku…
“Aku setujuuu….aku ada 120 rb…neh aku tambah 50 rb….kau ada 150 ribu Herman?…dan kau mau patungan berapa Jon?…biar rata kau tambah 150 ribu…..terkumpul 470 ribu….ha ha…gimana …kau setuju kan anak muda…?…..kalau di tempat pelacuran sana…udah dapat yg lumayan tuuh…tapi kalau ada disini….ngapain disana….ha ha…ehhhh…ngomong2 kalau di Jakarta yang cantik seperti lonte yang kau bawak itu…berapa tarifnya sekali main…” kata Ucok sambil menyeringai lalu menyedot rokoknya dalam…
Jon lalu menuangkan segelas bir di gelas kosong didepanku sambil tersenyum .. ….sementara itu hujan turun semakin deras…suara petir berdentum-dentum dan udara menjadi dingin sehingga membuat fikiranku semakin tidak menentu saja. Haruskah aku mengatakan bahwa Dhini istriku yang baru aku nikahi 5 bulan lalu itu seorang pelacur berkelas seperti yang disangka Herman tadi….atau aku katakan dengan jujur bahwa Dhini itu istriku?
“Ayoolah masbro….kau tadi katanya mau berbagi……ini kami sdh mengumpulkan duwit…470 rb….aku tambahin 20 ribuu…genap 500 rb…mas bro tentu kasian sama kami ini….kami kan pengen ngrasain lonte mahal juga seperti mas broo….biar seru ini kita pakai kan obat perangsang kelas yahud…biat dia bisa goyang inul….biar semangat….karena ngelayani 3 orang itu butuh doping….nanti mas bro liat bagaimana dahsyatnya pengaruh obat ini….aku pernah cobain ke lonte di Indramayu dulu….luar biasaaa…..goayang dan gairahnyaa…he he he” kata si Jon sambil menerawang jauh…lalu ia menyodorkan obat yang dia maksud kepadaku. Aku lalu membaca merk obat perangsang buatan Jerman tersebut dan memeriksa keasliannya, sedikit banyak aku mengerti tentang obat itu dan dapat memastikan bahwa obat teesbut aman tetapi efeknya sangat dahsyat sesuai dengan yang disampaikan si Jon.
“iya bang…perempuan itu sebenarnya aku sewa mahal untuk menemani ku diperjalanan….abang2 ini ternyata sudah tau ya…tapi begini bang…tentunya perempuan itu menolak kalau abang2 pake…bertiga lagi…jadi silahkan saja abang-abang pakai cara sendiri untuk bisa begituan sama dia…ingat ini barang bagus…kalau abang tanya berapa sewa sekali pake…bisa 3-4 kali lebih mahal dari uang yang abang kumpulin itu…tapi ingat..jangan sampai dia terluka…”kataku sambil menatap mereka tajam
“Ha ha ha…jangan khawatir anak muda…kami akan memberikan kenikmatan tak terkira buat perempuan itu….tapi yang penting untuk ngasah pedangku ini….yang sudah lama tak mendarat…masih full tank…kau nanti bisa liat ….bagaimana nanti perempuan itu menggeliat-geliat penuh kenikmatan….akan kami buat dia “keluar” berkali-kali ” tukas si Ucok
Aku pun mengajak mereka menuju kamar yang aku sewa tadi…untuk mencapai kamar itu kami harus menembus hujan deras dikarenakan posisinya agak tersembunyi dibelakang bangunan ini. Sementara itu hujan semakin deras saja, petir dan kilat sambung menyambung membuat suasana semakin mencekam terutama buat diriku. Aku belum bisa membayangkan apa yang bakal terjadi nanti, resiko yang bakal aku terima dikalahkan oleh nafsu birahi dan sensasi yang timbul pada diriku nanti. Aku ingin sekali melihat bagaimana ekpresi wajah istriku jika ada penis lain yang menembus vaginanya….aku juga ingin melihat bagaimana efek obat perangsang tersebut jika diminumkan ke dia..ahhhhh….sensasi yg luar biasa….Hal yang sudah ku rencanakan diantaranya adalah telah memasang 4 posisi micro kamera berkualitas tinggi pada beberapa tempat di saat Dhini mandi tadi, juga menyiapkan masker dan kemeja hitam untuk menyembunyikan identitasku dari Dhini ketika prosesi berlangsung nanti.
Kuputar handle pintu kamar perlahan,…yang ternyata dengan mudah dapat dibuka… ternyata kamar tidak terkunci, atau mungkin ada salah pengertian tadi antara aku dengan Dhini…mungkin dia mengira aku yang menguncinya…ahhh entahlah…Lampu kamar cukup terang…mungkin dia takut kalau dimatikan…sambil mengendap-endap aku mencari keberadaan dia…entah mengapa jantungku tetap berdegup kencang ketika kulihat istriku tertidur terlentang di atas ranjang ini..Kutatap kembali wajah istri ku…betapa lelapnya ia tertidur…agaknya perjalanan panjang tadi membuat dia begitu kelelahan. Dhini tidur menggunakan Lingerie tipis berwarna putih berhiasan bunga, Lingerie yang pernah kuhadiahkan dulu ketika ia berulang tahun. Sebelah kakinya terjuntai agak kepinggir ranjang sehingga kedua pahanya menjadi agak terbuka lebar. Matanya tertutup rapat dan wajahnya yang cantik terlihat makin mempesona. Bibirnya yang merah seolah sedang tersenyum . Payudaranya yang ranum menggunung sedang belahannya terlihat jelas dan kini dada itu berayun pelan sesuai dengan irama nafasnya pertanda dia sedang tertidur. Ternyata setelah habis mandi tadi Dhini juga membersihkan tubuhnya dengan lotion sehingga tubuhnya memberikan bau wangi yang semerbak.
Aku memakai masker hitam dan mengganti pakaianku lalu kembali memeriksa kondisi micro kamera yang sudah aku siapkan tadi. Sesungguhnya alat perekam tersebut sudah aku aktifkan sebelum keluar kamar tadi, termasuk dua posisi lagi di kamar mandi. Sejenak aku terdiam dan menikmati sensasi yang akan kualami sebentar lagi. Lalu aku menuju pintu untuk mengajak ketiga orang itu masuk. Diluar terlihat mereka tidak sabar dan gelisah, seringai mereka muncul ketika kuberikan kode untuk memasuki kamarku. Tak sabar mereka memasuki kamar dan seketika mata mereka melotot seakan keluar dari tempatnya dan terdengar nafas memburu dari ketiganya ketika melihat kemolekan tubuh istriku yang terlentang diatas ranjang . Kalau tadinya mereka hanya melihat Dhini sedang berjilbab full tapi sekarang tidak lagi karena yang terlihat sekarang adalah tubuh istriku hanya memakai Lingerie, wajah cantiknya dan tubuh moleknya terlentang diatas ranjang terpapar cukup jelas seakan menunggu kedatangan orang-orang yang akan menyetubuhinya. Si Ucok pun tak sabar lagi lalu memberi tanda ke Herman dan si Jon untuk berada pada posisinya masing-masing….agaknya mereka akan menggunakan istriku secara bertiga..
Herman bergegas kearah bagian kepala istriku sedang si Jon bersiap di dekat kaki….sejenak mata Ucok nanar melihat tubuh Dhini yang masih terlentang, tanpa banyak bicara dilumatnya bibir istriku dengan rakus dan bernafsu, lidahnya menyapu dalam kedalam rongga mulut Dhini sementara itu tangannya meremas kasar payudara Dhini yang masih tertutup oleh Lingerienya. Aksi Ucok yang spontan itu membuat Dhini terjaga dan berteriak…namun suara teriakanmya tersumbat oleh bibir tebal Ucok yang menciumi bibirnya dengan bernafsu….tubuh istriku meronta-ronta kesana kemari dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari himpitan tubuh orang yang ingin memperkosanya.
“Hemmmpssss….ahhkk…mmmmhhh….leppppaskanmm aakkuu….hemmmpsss..haaaa…ppmmmhhh….lepaskan….mas Adhmmmppphh..tolong akku….hmpss…toloong…hmpsss” terdengar teriakan Dhini…ia masih berusaha keras untuk melepaskan diri dari si Ucok. Ucok tertawa terkeheh…dengan menggeliat seperti itu otomatis payudaranya yang kenyal menggeser lengan si Ucok. Ucok memyadari hal itu, iya menyeringai dan sangat menikmati gerakan-gerakan Dhini dan lalu menindih dan bibirnya kembali mencium bibir Dhini…kali ini agak lama sehingga membuat Dhini kesulitan untuk bernafas…..lalu terdengar seperti suara seruputan…
“srelllpphh…sruppphhhh….”.ternyata ketika ia mencium bibir Dhini dengan bernafsu ia juga menyedot dan menelam air liur istriku. Dengan rakus Ucok menjilat bibirnya menuntaskan sisa2 air liur dimulutnya. Kemudian terdengar pekik tangis Dhini ketika tangan Ucok menarik tali Lingerienya lalu mengulum payudaranya yang indah itu dengan ganas. Dhini terpekik kesakitan ketika Ucok menggigiti puting payudaranya yang berwarna merah kecoklatan itu dan lagi-lagi dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan dirinya,…. tiba-tiba terdengar umpatan si Ucok ketika Dhini berhasil menggigit jarinya….
“‘Waduh…..duh duh….jariku….wah wah….waah…aku suka beetulll sama betina yang galak seperti ini……he he he…di ranjang pasti ganass….he he…semakin geram aku sama kau Butet….hu hu…..hu…nantilah kau pasti akan menjerit kenikmatan kalau merasakan rudalku ini….he he” kata Ucok sambil menjilati jarinya yang berdarah kerena digigit Dhini tadi.
” Tolooooooonggg…kalian ssssiappaaa…ngggh….hksss…jangan ganggu ssayaaa….sssayaaa mohonnn pak…ssaya takut….pergi kaliaaaan toloooong….pergiii….pergiiiikalian..hnngghhh” jerit Dhini….tubuhnya terguncang-guncang menahan tangis, rasa takut dan malu yang menderanya…si Ucok melepaskannya lalu membiarkan Dhini beringsut menuju sudut kasur. Mereka bertiga tertawa sambil menjilat bibir. Betapa terlihat sangat kontrasnya ketika tubuh Dhini yang putih dan mulus dikerumuni oleh tubuh2 kasar supir2 truk tersebut…
Tiba-tiba Herman berada dibelakang Dhini lalu meringkusnya dari belakang…penisnya yang sudah menegang itu menekan pinggul Dhini yang empuk, Dhini menjerit ketakutan, air matanya mengalir deras …rambutnya tergerai indah menutupi pundak dan dadanya sehingga menambah kecantikan dirinya. Tangannya berusaha menghalangi buah dadanya yang tergencet lengan Herman…Herman lalu memaksa tubuh sintal Dhini sehingga tubuh mereka berdua dalam posisi duduk di ranjang..lalu mencium leher dan telinga Dhini dengan nafsu sedang Ucok dengan beringas membuka Lingerie Dhini sehingga kini payudaranya terbuka sempurna. Dengan beringas Ucok menciumi payudara Dhini….bibirnya bergantian menciumi puting dan tangannya meremas-remas dengan keras.
Dhini bergidik dan menggelinjang…kakinya menyepak-nyepak kesegala arah…tangisnya dan teriakannya kembali terdengar ketika Ucok berusaha melepaskan celana dalam yang dipakainya. Dhini berusaha sekuat tenaga untuk menahannya, tapi apa daya kerena kedua lengannya terkunci dari belakang. Aku duduk dan berdiam diri tak jauh dari ranjang..dan aku sungguh menikmati adegan itu, kadang tiba iba ku…tetapi lagi–lagi dikalahkan oleh sensasi gila yang menyelimuti diriku. Sensasi gila itu membuat penisku menegang dengan kencang..dan perlahan kuelus….ahhhhhh…gilaaaaa…. Sekarang celana dalam Dhini terlepas sudah… lalu si Ucok mengarahkan bibirnya ke vagina Dhini, jemari tangannya mencoba untuk membuka bibir Vagina istriku yang masih rapat. Lalu dengan penuh nafsu dia menjilat liang vagina Dhini dan menyedot-nyedotnya. Lidahnya menyapu clitoris istriku dan menggigitinya seakan hendak menginyahnya.
“Srrpphhh…ahhh….srpppphhhj….sssedappp…tempek lonte jakarta ini memang beda sama lonte2 murah…begitu wangi dan beda rasa…..ha ha ha ” gumam Ucok. Sementara itu Si Herman seakan tidak mau ketinggalan tangannya sibuk meremas dan memilin puting Dhini….bibirnya menciumi bibir Dhini dengan bernafsu. Sedang si Jon hanya berdiri di bawah ranjang…tidak bergerak dari posisinya tadi.., ia juga sangat menikmati pekerjaan yang sedang dilakukan teman-temannya. Perlawanan yang diberikan Dhini juga cukup sengit…jika ada kesempatan maka kukunya akan mencakar penistanya…
Setelah puas menjilati liang kewanitaan mangsanya tiba2 Ucok menanggalkan celananya…menyusul celana dalamnya. Penisnya yang besar dan menegang mengangguk-angguk, terlihat guratan urat di batang kemaluannya, kepala penisnya juga cukup besar menunjukkan keperkasaan lelaki tersebut. Dhini bergidik melihatnya, sungguh dia sangat ketakutan jika membayangkan derita yang diterimanya jika penis sebesar itu mengoyak-ngoyak kemaluannya. Ucok lalu mengarahkan penisnya yang besar itu kebibir vagina Dhini…..sadar akan dirinya akan ternoda Dhini memberontak sekuat tenaganya…
Tapi apa daya….tengannya dikunci erat dari belakang oleh Herman….sementara itu kepala penis Ucok sudah menyentuh bibir vagina Dhini…Ucok mendorong pinggulnya kedepan sehingga kepala penisnya mulai perlahan masuk ke liang Vagina istriku yang sempit. Terlihat dia berusaha keras untuk melakukannya…berkali-kali dia mencoba tapi dia gagal untuk mencapai lebih dalam lagi. Sementara itu Dhini memejamkan matanya….hati hancur memikirkan kejadian yang menimpa dirinya,…ia teringat kepada suaminya….entah dimana mas Adhi berada….apa yang terjadi jika suaminya tahu bahwa dia telah ternoda. Mengenang hal itu Dhini kembali memberontak sekuat-kuatnya…dia berteriak dan menangis sampai suaranya parau…
“Mpphhhhhhhh….jangan pak….kasihani aku….hkkkkkssss…tolooongggg….
Ucok membasahi penisnya yang besar dengan air liurnya…mungkin dengan begitu proses penetrasi bisa lebih mudah.
“Phuihh…phuihhh….ha ha ha…kubasahi kau rudalku….biar tak susah masuknya….sempit kalilah tempek perempuan cantik ini….ha ha…naaah …kita cobak lagi yaaa…he he…”ujarnya sambil mengocok-ngocok penisnya sehingga bertambah menegang kembali. Dia kembali mengarahkan penisnya ke bibir vagina istriku, kemudian menggoyang pinggulnya..setelah kepala penisnya masuk sedikit dan merasakan posisi yang pas….dia lalu menghentakan pinggulnya sekeras-kerasnya…
“akkkkhhhhhsss…..hkssss….akkkssss…..hkssss…hnggggg…..ngggg….” Dhini terpekik ketika dirasakannya sesuatu yang dingin dan besar memasuki liang kemaluannya….vaginanya yang tidak siap menerima penis yang begitu besar terasa seperti terkoyak-koyak seperti hatinya. Hentakan demi hentakan yabg dilakukan oleh Ucok terasa sangat menyiksanya….mulut mungilnya terbuka dan matanya memejam, menahan rasa sakit yang teramat sangat.
.